Selasa, 02 Agustus 2016

Sosial Penduduk Desa


Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik local Desa Mendalanwangi, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (Pileg. Pilpres, Pilkada, dan Pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala desa Mendalanwangi, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para kandidatnya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggaran masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah biasa disebut pulung – dalam tradisi jawa bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan Kepala Desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepala anak cucu. Mereka dipilih karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatan dengan warga desa. Kepala desa dapat diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan pertaturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan kepada desa Mendalan wangi pada tahun 2013 pada pemilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hamper 96%. Tercatat ada empat kandidat kepala desa waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala desa bagi masyarakat desa Mendalanwangi seperti acara perayaan desa.
Pada bulan april dan bulan Juli 2014, masyarakat Desa Mendalanwangi juga dilibatkan dalam proses demokrasi yaitu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden. Tingkat paartisipasi masyarakat dalam Pemilihan Legislatif sekitar 76%. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi pada Pemilihan Presiden sekitar 88%.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk-pikuk warga dalam perta demokrasi desa telah berakhir dengan demikian kehidupan kembali sebagaimana awal mula. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pula kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada keterlibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Mendalanwangi mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkaan deskripsi beberapa fakta diatas, dapaat dipahami bahwa Desa Mendalanwangi mempunyai dinamika politik local yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan. Mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan patisipasi masyarakat dalam menetapkan sistem politik demokratis kedalam kehidupan politik local. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Mendalanwangi kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Mendalanwangi. Dalam hal ini kegiatan agama islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa / Islam, masih adanya budaya nyadrn, slametan, tahlilan, mithoni dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respond an tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babakk baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Mendalanwangi.. tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

0 komentar:

Posting Komentar

LOKASI DESA

Entri Populer

Arsip Post

BUKU TAMU

Total Tayangan